Senin, 07 April 2014

Proposal




PROPOSAL PENELITIAN
PERAN STRATEGIS SUNGAI BENAIN
DALAM PERDAGANGAN CENDANA ABAD XVII

Picture1.png.jpg

OLEH

YULIANUS B. KOLO
NIM: 110109101


JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2013






Judul  :
Peran Strategis Sungai Benain Dalam Perdagangan Cendana Abad XVII
Bidang Kajian :Sejarah Sosial

A.    Latar Belakang
Dalam sejarah Pulau Timor dikenal sebagai penghasil cendana yang sangat laku di pasaran dunia. Para pedagang dari Jawa, Malaka, Cina, Bugis, Makasar berlayar ke Timor dengan kapal layar melintasi Laut Sabu,dan Laut Timor. Perahu-perahu dagang berlabuh di bandar-bandar di pulau Timor. Bandar-bandar penting berada di Pantai Selatan Timor, karena daerah penghasil utama cendana berada di hulu sungai-sungai yang mengalir ke Laut Timor. Perahu para pedagang melayari laut Timor yang lebih menggelora dan berlabuh di pelabuhan-pelabuhan di Pantai Selatan Timor.
 Salah satu pelabuhan terpeting Mota Dikin berada di muara sungai Benain. Sungai Benain merupakan sungai terbesar di Timor yang daerah hulunya menjadi penghasil utama cendana. Cendana dari daerah hulu sungai Benain diangkut melalui sungai Benain pada musim kemarau yang hampir kering menuju muara. Keuntungan perdagangan cendana jatuh ke tangan penguasa dan keluarganya.
Oleh karena itu siapa penguasa yang mampu menguasai daerah strategis bagi perdagangan cendana akan memperoleh kemakmuran berlipat ganda. Kemakmuran dari perdagangan cendana menjadi modal dasar perluasan kekuasaan. Para migran dari seberang mampu menguasai dan memanfaatkan daerah strategis perdagangan cendana, sehingga mereka mampu membangun kerajaan besar.
 Dalam kaitan perdagangan cendana menarik untuk di bahas lebih rincii tentang: Peran Strategis  Sungai Benain dalam Perdagangan Cendana pada abad ke 17.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah Bagaimana peran Strategis sungai Benain dalamperdagangan cendana pada abad  XVII?

C.    Tujuan dan Kegunaan
1.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran strategis sungai Benain dalam perdagangan cendana pada abad  XVII.

2.      Kegunaan
Berdasarkan rumusan masalah di atasmaka yang menjadi kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
a.       Sebagai bahan informasi bagi para peneliti di bidang sosial dan politik
b.      Sebagai bahan pelajaran umum tentang peranan sungai dalam perdagangan cendana.


D.    Tinjauan Pustaka
1.      Sejarah
Sejarah merupakan satu kajian untuk menceritakan suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh, masyarakat dan peradaban (Herodotus 484 SM - 425 SM), E.H. Carr (28 June 1892 – 3 November 1982) dalam buku teksnya What is History (1961) mengatakan Sejarah adalah dialog  yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
Selanjutnya menurut Ayatullah Murthada Muthahhari, (1919) mendefinisikan  sejarahke dalam tiga disiplin kesejarahan yang saling berkaitan, yaitu:
a.       sejarah tradisional (tarikh naqli) adalah pengetahuan tentang kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan-keadaan kemanusiaan di masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan-keadaan masa kini.
b.      sejarah ilmiah (tarikh ilmy), yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau yang diperoleh melaluipendekatan dan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lampau.
c.       filsafat sejarah (tarikh falsafi), yaitu pengetahuan tentang perubahan-perubahan bertahap yang membawa masyarakat dari satu tahap ke tahap lain, ia membahas hukum-hukum yang menguasai perubahan-perubahan ini.
Sedangkan menurut Gustafson, 1955 ; Sejarah merupakan puncak gunung pengetahuan manusia dari mana perbuatan generasi kita mungkin scan dan dipasang ke dalam dimensi yang tepat .

2.      Peranan
Friedman  M, (1998 : 286) Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi
( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994:768) dalam buku Ensiklopedia Manajamen mengungkapkan sebagai berikut:
1.      Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2.      Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3.      Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
4.      Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya
5.      Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau sesuatu atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan ukuran mengenai hubungan dua variable yang mempunyai hubungan sebab akibat.

3.      Sungai
Linsley, (1980) menyebut Daerah Aliran Sungai sebagai ” A river of drainage basin in the entire area drained a stream or system of connecting streams suchtthat all stream flow originating in the area discharged thourgh a single outlet”. Selanjutnya menurut Dictionary of scientific and technical term (Lapedes et al. 1774) Daerah Aliran Sungai (watershed) diartikan sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air dari berbagai anak sungai kesatu sungai utama.
Dari defenisi di atas, dapat di kemukakan bahwa Daerah Aliran Sungai merupakn ekosistem dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Selain itu pengelolalaan Daerah Aliran Sungai dapat disebutkan merupakan suatu bentuk sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran sungai dari DAS merata sepanjang tahun.

4.      Perdagangan
Boediono (1992), perdagangan atau pertukaran dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, bukan antar suatu negara dengan negara lain. Penduduk yang dimaksud bisa warga biasa (individu), bisa sebuah perusahaan ekspor-impor, bisa perusahaan industri dan perusahaan negara. Perdagangan luar negeri hanyalah istilah kependekan dari kegitan pertukaran antar penduduk suatu negara dengan penduduk di negara lain.
Perdagangan membantu semua warga negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi serta pegutamaan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keuntungan komperatif (Todaro, 2000).
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan (gains from trade) seperti yang dijelaskan oleh Sukirno (2002) adalah sebagai berikut :
1.      Memperoleh barang yang tidak diproduksi di daerahyang bersangkutan.
2.      Memperluas pasar bagi produk yang dihasilkan oleh suatu derah.
3.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.
Boediono, (1992)Pada dasarnya kegiatan perdagangan timbul karena adanya keinginan oleh pihak-pihak yang terlibat didalamya untuk memperoleh manfaat/keuntungan tambahan yang dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan tersebut. Oleh karena itu motif manusia melakukan perdagangan adalah untuk memperoleh  manfaat/keuntungan dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Burger (1951) mengungkapkan bahwa latar belakang terjadinya kemajuan perdaganga dunia kuno pada awal masehi adalah karena factor ekonomi, teknis dan juga sosiologis.
Van leur, (1954) menduga bahwa perdagangan antara jawa dengan timor telah berlangsung sangat tua. Pedagang india telah mencapai kepulauan Indonesia termasuk jawa pada awal abad masehi. Melihat kenyataan pelayaran pada waktu itu serta pulau-pulau dikepualau nusa tenggara timur hanya dipisahkan oleh selat-selat sempit, maka tidak menutup kemungkinan pelaut-pelaut kuno yang telah mencapai jawa juga telah mencapai pulau timor dan juga sumba. Pelliot dan Lamster (1928) mendasarkan atas catatan kronik dinasti Han mengungkan telah terjadi hubungan dagang antara cina dan juga Indonesia pada awal abad masehi. Para pedagang cina dalampelayaran pulang telah menjelajahi pula kepulauan Nusa Tenggara Timur.
5.      Cendana
Dari buku Chau Yu Kua disebutkan pulau timor kaya akan kayu cendana. Dan ternyata penyebutan cendana sebagai salah satu cirri khas NTT telah ada jauh sebelum berita dari Chau Yu Kua.Berita cina yang lebih tua  yakni kronik dinasti Tang menyebutkan bahwa pada tahun 677 AD raja dwapatam telah mengerimkan utusannya ke Cina dengan membawa persembahan berupa gading dan kayu cendana (Groenveldt 960).Dwapatam merupakan nama kerjaan dijawa dan bukan merupakan penghasil  cendana, tentunya cendana diproleh dari perdagangan.
Mohmood Husain (1983) mengemukakan bahwa pohon cendana yang dibudidayakan di mysore, india, bibitnya dibawa dari pulau timor 20 abad yang lalu. Ini berarti cendana yang dikenal di india dan dibudidayakan sekitar awal abad masehi membuktikan telah ada hubungan pelayaran antara india dengan pusat penghasil cendana di nusa tenggara timur.
I Gede Parimartha, (2002) menyinggung keberadaan cendana sebagai hasil hutan di daerah Nusa Tenggara Timur. Cendana telah menjadi mata perdagangan ke luar wilayah Pulau Timor jauh sebelum kedatangan Bangsa Eropa. Perdagangan pada masa ini dilakukan dengan bangsa-bangsa Asia seperti Cina, India, Melayu, Jawa. Kemudian mengalami perkembangan lebih kompleks setelah kedatangan Bangsa Eropa.
I Ketut Ardhana,(2005) mengemukakan bahwa Pulau Timor sudah dikenal sebagai daerah penghasil cendana, jauh sebelum kedatangan Bangsa Eropa. Orang Eropa yang terlibat paling awal dalam perdagangan cendana di Pulau Timor adalah bangsa Portugis. Setelah kedatangan Belanda terjadi perselisihan antara Portugis dengan Belanda memperebutkan ekspor kayu cendana. Raja-raja lokal banyak diuntungkan dengan perdagangan cendana, namun setelah Belanda menanamkan kekuasaan di Pulau Timor keuntungan raja-raja berkurang hal ini menimbulkan gerakan anti Belanda.

E.     Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi atau situasi yang terjadi pada masa lampau ataupun masa sekarang.Selain itu jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menggambarkan permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial (Sugiyono, 2010:2013).

2.      Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara. Alasan dipilihnya lokasi ini karena Noemuti merupakan salah satu pemegang hegemoni politik di Timor Barat sampai pertengahan abad 18 dan menjadi penggerak penghambat lajunya kekuasaan perdagangan cendana oleh VOC di sungai Benain di Timor Barat .

3.      Informan
Maleong (2004: 33) menjelaskan bahwa informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Jadi ia harus mempunyai banyak pengelaman tentang latar penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci dan mengadakan interview terhadap mereka kemudian diminta arahan, saran petunjuk sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi yang dicari. Selanjutnya penentuan informan berikutnya dilakukan dengan teknik yang sama sehingga dalam penelitian akan diperoleh jumlah informan yang semakin lama semakin besar yang dapat memberikan data yang lengkap. Oleh karena itu yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah tua adat, tokoh masyarakat dan tokoh masyarakat biasa.

4.      Sumber Data
a.      Data Primer
Sugiyono, (2010:193) menyatakan bahwa data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh bersumber langsung dari tua-tua adat di daerah setempat dan para pemimpin daerah tempat terjadinya peristiwa tersebut.

b.      Data Sekunder
Iskandar (2008: 175), menyatakan bahwa sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan mengumpulkan atau mengolah data yang bersifat studi pustaka berupa penelaan terhadap pustaka berupa referensi-referensi maupun laporan dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan masalah penelitian.Silalahi (2009: 76) memperjelaskan lagi bahwa data sekunder adalah data yang dikumpul dari tangan kedua atau sumber lain yang tersedia sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini, sumber sekundernya diambil dari berbagai buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

5.      Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.      Wawancara
Santoso (2005: 73), wawancara adalah pengumpulan data dengan cara menanyakan sesuatu terhadap informan dengan cara tanya jawab secara langsung. Dalam melakukan wawancara dengan informan, peneliti berpatokan pada daftar pertayaan yang telah disiapkan. Untuk memudahkan peneliti dalam wawancara ini, peneliti menyiapkan alat bantu berupa tape rekorder dan buku catatan untuk mencatat dan merekam hasil wawancara dengan informan, dengan tujuan agar hasil wawancara tersebut tidak mudah dilupakan. Selain itu peneliti juga menyiapkan kamera untuk memotret objek-objek yang berkaitan dengan penelitian ini. Sugiyono (2008: 317), mengatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulsn data apabilla peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti.



b.      Observasi
Iskandar (2008: 215), menyatakan bahwa observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung dan memahami sesuatu fenomena. Margono (2005: 158),mempertegaskan lagi bahwa observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian, pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terdadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama obyek yang diselidiki. 

c.       Studi Dokumen
Sugiyono (2007: 329), mengatakan bahwa studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang yang berkaitan dengan objek yang diteliti yaitu sarana yang berhubungan denganfungsi rumah adat Lanain yang berada di Desa Kakaniuk Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Belu. Margono (2005: 181), memperjelaskan lagi bahwa studi dokumen merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum-hukum yang berkaitannya dengan penelitian.

6.      Analisis Data
Teknik analisis data yan digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif kualitatif setelah mengumpulkan data dari wawancara, observasi dan studi dokumen. Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi, diklasifikasi dan diidentifikasi berdasarkan pola, tema dan sub tema. Selanjutnya dikategorikan dan dikelompokaan agar terhadap hubungan antara yang satu dengan yang lainnyauntuk diinterprestasikan memlalui teori-teori yang relavan. Miles dan Hubermen dalam Haryono, ( 2002: 65), menegaskan bahwa setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis hasil penelitian, maka hasil penelitiaan tersebut dideskkripsikan dalam sebuah laporan. Laporan ini kemudian menjadi bahan konsultasi dengan dosen pembimbing, agar dapat ditulis dalam bentuk laporan skripsi.
Bogdan dan Taylor (1975: 79), menegaskan lagi bahwa analisis data sebagai proses yang merinci usaha sebagai formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang di sarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Hal ini lebih memperjelas lagi bahwa untuk  menemukan suatu ide harus berdasarkan tema yang dikaji.









DAFTAR PUSTAKA

Iskandar.1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Gaung Persada: Jakarta.
Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Bharata Karya Aksara: Jakarta.
Margono. 2005. Metode Penelitian pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta
Soerjono. 1982. SosiologiSuatuPengantar. Rajawali: Jakarta.
Silalahi. 2009. Metode Penelitian  Sosial. Rafika Aditama: Bandung
Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi. Grafindo Persada: Jakarta.
Sugiyono, 2005. Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Widiyatmika. 2012. Lintasan Sejarah Bumi Cendana. Pusat Pengembangan Madrasah NTT: Kupang.
Sophia , Ira. 2010. Skripsi Peran strategis Kali Besar dalam pembentukan dan perkembangan Kota Batavia pada masa pemerintahan VOC.Perpustakaan Universitas Indonesia UI.
Deskripsi Dokumen:
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20245993&lokasi=lokal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar