Kabinet ini didirikan
pada 20 Maret 1956 dan berakhir 4 Maret 1957. Kabinet ini merupakan cabine
pengulangan dengan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU yang
dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo. Program kabinet ini disebut Rencana
Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai berikut.
1.
Perjuangan
pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan
daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-anggota DPRD.
3.
Mengusahakan
perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
4.
Menyehatkan
perimbangan keuangan negara.
5.
Mewujudkan
perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan kepentingan
rakyat.
Selain itu program
pokoknya adalah
1.
Pembatalan
KMB
2.
Pemulihan
keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar
negeri bebas aktif
3.
Melaksanakan
keputusan KAA.
Dengan
program-program tersebut maka hasil dari cabinet ini adalah Mendapat dukungan
penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode planning and
investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB.
Dan kendala atau
masalah yang dihadapi :
1.
Berkobarnya
semangat anti Cina di masyarakat.
2.
Muncul
pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan mengarah pada gerakan
sparatisme dengan pembentukan dewan militer seperti Dewan Banteng di Sumatera
Tengah, Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan
Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara.
3.
Memuncaknya
krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat dianggap mengabaikan
pembangunan di daerahnya
4.
Pembatalan
KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru khususnya mengenai nasib modal
pengusaha Belanda di Indonesia. Banyak pengusaha Belanda yang menjual
perusahaannya pada orang Cina karena memang merekalah yang kuat ekonominya.
Muncullah peraturan yang dapat melindungi pengusaha nasional
5.
Timbulnya
perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo
menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa
mengembalikan mandat berarti meninggalkan asas demokrasi dan parlementer.
Berakhirnya kekuasaan
kabinet yakni Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat kabinet hasil
Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar