Kabinet ini dimulai
pada 31 Juli 1953 dan berakhir pada 12 Agustus 1955. Kabinet ini merupakan
koalisi antara PNI dan NU yang dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamijoyo dengan
program-program kabinetnya sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan Pemilu.
2.
Pembebasan
Irian Barat secepatnya.
3.
Pelaksanaan
politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
4.
Penyelesaian
Pertikaian politik
Dalam pelaksanaan
kabinet ini Mr. Ali Sastroamijoyo berhasil mempersiapkan Pemilihan Umum untuk
memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September 1955 dan
Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Namun Kendala atau
Masalah yang dihadapinya yakni :
1.
Menghadapi
masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat terselesaikan, seperti DI/TII
di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
2.
Terjadi
peristiwa 27 Juni 1955 suatu peristiwa yang menunjukkan adanya kemelut dalam
tubuh TNI-AD. Masalah TNI –AD yang merupakan kelanjutan dari Peristiwa 17
Oktober 1952. Bambang Sugeng sebagai Kepala Staf AD mengajukan permohonan
berhenti dan disetujui oleh kabinet. Sebagai gantinya mentri pertahanan
menunjuk Kolonel Bambang Utoyo tetapi panglima AD menolak pemimpin baru
tersebut karena proses pengangkatannya dianggap tidak menghiraukan norma-norma
yang berlaku di lingkungan TNI-AD.
Bahkan ketika terjadi upacara
pelantikan pada 27 Juni 1955 tidak seorangpun panglima tinggi yang hadir
meskipun mereka berada di Jakarta. Wakil KSAD-pun menolak melakukan serah
terima dengan KSAD baru.
3.
Keadaan
ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan inflasi yang menunjukkan
gejala membahayakan.
4.
Memudarnya
kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
5.
Munculnya
konflik antara PNI dan NU yang menyebabkkan, NU memutuskan untuk menarik
kembali menteri-mentrinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti oleh partai
lainnya.
Dan berakhirnya
kekuasaan kabinet ini adalah adanya penarikan dukungan dan menteri-menteri NU
dari kabinet sehingga keretakan dalam kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus
mengembalikan mandatnya pada presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar