Berdiri 9 April 1957
dan berakhir 5 Juli 1959. Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet
yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena
Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang Dasar pengganti UUDS 1950.
Serta terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik. Dipimpin oleh Ir.
Juanda dengan beberapa Programnya yang
disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet Karya,
programnya yaitu :
1.
Membentuk
Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan
Republik Indonesia
3. Melancarkan
pelaksanaan Pembatalan KMB
4. Perjuangan
pengembalian Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat
proses Pembangunan
Semua itu dilakukan
untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah, perjuangan pengembalian
Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk.
Dan hasil yang
diperoleh dalam pelaksanannya yakni :
1.
Mengatur
kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, yang
mengatur mengenai laut pedalaman dan laut teritorial. Melalui deklarasi ini
menunjukkan telah terciptanya Kesatuan Wilayah Indonesia dimana lautan dan
daratan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.
2.
Terbentuknya
Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan menyalurkan
pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai
ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
3.
Mengadakan
Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan di berbagai daerah.
Musyawarah ini membahas masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan
angkatan perang, dan pembagian wilayah RI.
4.
Diadakan
Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri
tetapi tidak berhasil dengan baik.
Selain itu ada
kendala atau Masalah yang dihadapi yakni :
1.
Kegagalan
Menghadapi pergolakan di daerah sebab pergolakan di daerah semakin meningkat.
Hal ini menyebabkan hubungan pusat dan daerah menjadi terhambat. Munculnya
pemberontakan seperti PRRI/Permesta.
2.
Keadaan
ekonomi dan keuangan yang semakin buruk sehingga program pemerintah sulit
dilaksanakan. Krisis demokrasi liberal mencapai puncaknya.
3.
Terjadi
peristiwa Cikini, yaitu peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden
Sukarno di depan Perguruan Cikini saat sedang menghadir pesta sekolah tempat
putra-purinya bersekolah pada tanggal 30 November 1957. Peristiwa ini
menyebabkan keadaan negara semakin memburuk karena mengancam kesatuan negara.
Dengan begitu maka
berakhirlah kekuasaan kabinet ini. Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan berkahirlah demokrasi liberal dan dimulailah
babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar